Hijrah ke Madinah
Masyarakat Arab dari berbagai suku
setiap tahunnya datang ke Mekkah untuk beziarah ke Bait Allah atau Ka'bah,
mereka menjalankan berbagai tradisi
keagamaan dalam kunjungan tersebut. Muhammad melihat ini sebagai peluang untuk
menyebarluaskan ajaran Islam. Di antara mereka yang tertarik dengan ajarannya
ialah sekumpulan orang dari Yatsrib.
Mereka menemui Muhammad dan beberapa orang yang telah terlebih dahulu memeluk
Islam dari Mekkah di suatu tempat bernama Aqabah secara sembunyi-sembunyi. Setelah
menganut Islam, mereka lalu bersumpah untuk melindungi para pemeluk Islam dan
Muhammad dari kekejaman penduduk Mekkah.
Tahun berikutnya, sekumpulan
masyarakat Islam dari Yatsrib datang lagi ke Mekkah, mereka menemui Muhammad di
tempat mereka bertemu sebelumnya. Abbas bin Abdul Muthalib, yaitu pamannya yang
saat itu belum menganut Islam, turut hadir dalam pertemuan tersebut. Mereka
mengundang orang-orang Islam Mekkah untuk berhijrah ke Yastrib dikarenakan
situasi di Mekkah yang tidak kondusif bagi keamanan para pemeluk Islam.
Muhammad akhirnya menerima ajakan tersebut dan memutuskan berhijrah ke Yastrib
pada tahun 622 M.
Mengetahui
bahwa banyak pemeluk Islam berniat meninggalkan Mekkah, masyarakat jahiliyah
Mekkah berusaha mengcegahnya, mereka beranggapan bahwa bila dibiarkan berhijrah
ke Yastrib, Muhammad akan mendapat peluang untuk mengembangkan agama Islam ke
daerah-daerah yang jauh lebih luas. Setelah selama kurang lebih dua bulan ia
dan pemeluk Islam terlibat dalam peperangan dan serangkaian perjanjian,
akhirnya masyarakat Muslim pindah dari Mekkah ke Yastrib, yang kemudian setelah
kedatangan rombongan dari Makkah pada tahun 622 dikenal sebagai Madinah atau Madinatun
Nabi (kota Nabi).
Di Madinah,
pemerintahan (kekhalifahan) Islam diwujudkan di bawah pimpinan Muhammad. Umat Islam
bebas beribadah (salat) dan bermasyarakat di Madinah, begitupun kaum minoritas Kristen
dan Yahudi.
Dalam periode setelah hijrah ke Madinah, Muhammad sering mendapat serangkaian
serangan, teror, ancaman pembunuhan dan peperangan yang ia terima dari penguasa
Mekkah, akan tetapi semuanya dapat teratasi lebih mudah dengan umat Islam yang
saat itu telah bersatu di Madinah.
Penaklukan Mekkah
Tahun 629 M, tahun ke-8 H setelah
hijrah ke Madinah, Muhammad berangkat kembali ke Makkah dengan membawa pasukan
Muslim sebanyak 10.000 orang, saat itu ia bermaksud untuk menaklukkan kota
Mekkah dan menyatukan para penduduk kota Mekkah dan madinah. Penguasa Mekkah
yang tidak memiliki pertahanan yang memadai kemudian setuju untuk menyerahkan
kota Makkah tanpa perlawanan, dengan syarat kota Mekkah akan diserahkan tahun
berikutnya. Muhammad menyetujuinya, dan ketika pada tahun berikutnya ketika ia
kembali, ia telah berhasil mempersatukan Mekkah dan Madinah, dan lebih luas
lagi ia saat itu telah berhasil menyebarluaskan Islam ke seluruh Jazirah Arab.
Muhammad memimpin umat Islam
menunaikan ibadah haji, memusnahkan semua berhala yang ada di sekeliling
Ka'bah, dan kemudian memberikan amnesti umum dan menegakkan peraturan Islam di
kota Mekkah.

Seperti nabi dan rasul sebelumnya, Muhammad diberikan irhasat
(pertanda) akan datangnya seorang nabi, seperti yang diyakini oleh umat Muslim telah dikisahkan dalam beberapan
kitab suci agama samawi, dikisahkan pula terjadi pertanda pada masa di dalam
kandungan, masa kecil dan remaja. Muhammad diyakini diberikan mukjizat
selama kenabiannya.
Umat Muslim meyakini bahwa Mukjizat
terbesar Muhammad adalah Al-Qur'an,
yaitu kitab suci umat Islam. Hal ini disebabkan karena kebudayaan Arab pada
masa itu yang masih barbar dan tidak mengenal peradaban, namun oleh Al-Qur'an
hal itu berubah total karena Qur'an membawa banyak peraturan keras yang
menegakkan dasar-dasar nilai budaya baru di dunia Arab yang sebelumnya tidak
berperadaban serta mengeliminasi akar-akar kejahatan sosial yang mengakar di
dunia Arab, serta pada masa yang lebih dekat mengantarkan pemeluknya meraih
tingkat perabadan tertinggi di dunia pada masanya.
Mukjizat lain yang tercatat dan
diyakini secara luas oleh umat Islam adalah terbelahnya bulan, perjalanan Isra dan Mi'raj
dari Madinah menuju Yerusalem dalam waktu yang sangat singkat. Kemampuan lain yang
dimiliki Muhammad adalah kecerdasan serta kepribadiannya yang banyak dipuji
serta masih menjadi panutan para pemeluk Islam hingga saat ini.
Fisik dan ciri-ciri Muhammad
Sosok Muhammad digambarkan oleh
salah satu istinya Aisyah, sepupunya Ali bin Abi Thalib, para sahabatnya, serta orang terakhir yang masih hidup
yang kala itu sempat melihat sosoknya secara langsung, yaitu Abu Taufik adalah
rambut ikal berwarna sedikit kemerahan[12]
terurai hingga bahu. Kulit putih kemerah-merahan, wajah cenderung bulat dengan
mata hitam dan bulu mata panjang. Tidak berkumis dan berjanggut sepanjang
sekepalan telapak tangannya. Tulang kepala besar dan bahu lebar. Berperawakan
sedang dan atletis. Jemari tangan dan kaki tebal dan lentik memanjang.[13]
Langkahnya cenderung cepat dan tidak
pernah menancapkan kedua telapak kaki dan dengan langkah yang cepat dan pasti.
Muhammad dicirikan sangat unik oleh para sahabatnya[14].
Muhammad digambarkan sebagai orang
yang berkulit putih dan berjenggot hitam dengan uban.[15]
Dalam hadits lain diterangkan
mengenai corak fisik Muhammad, yaitu ia bertubuh sedang, kulitnya berwarna
cerah tidak terlalu putih dan tidak pula hitam. Rambutnya berombak. Ketika
Muhammad wafat uban yang tumbuh di rambut dan janggutnya masih sedikit.[16]
Ali menambahkan bahwa Muhammad
memiliki rambut lurus sedikit berombak. Tidak gemuk dan tidak terlalu besar,
berperawak baik dan tegak. Warna kulit cerah, matanya hitam dengan bulu mata
yang panjang. Persendian tulang yang kuat dada, tangan dan kakinya kekar. Tidak
memiliki bulu yang tebal tetapi hanya tipis dari dada sampai pusarnya. Jika
berbicara dengan seseorang, maka ia akan menghadapkan wajahnya keorang tersebut
dengan penuh perhatian. Di antara bahunya ada tanda kenabian. Muhammad orang
yang baik hatinya dan paling jujur, orang yang paling dirindukan dan
sebaik-baiknya keturunan. Siapa saja yang mendekati dan bergaul dengannya maka
akan langsung merasa terhormat, khidmat, menghargai dan mencintainya.[17]
Hidungnya agak melengkung dan
mengkilap jika terkena cahaya serta tampak agak menonjol jika pertama kali
melihatnya padahal sebenarnya tidak. Berjanggut tipis tapi penuh rata sampai
pipi. Mulutnya sedang, giginya putih cemerlang dan agak renggang. Pundaknya
bagus dan kokoh, seperti dicor perak. Anggota tubuh lainnya normal dan
proporsional. Dada dan pinggangnya seimbang dengan ukurannya. Tulang belikatnya
cukup lebar, bagian-bagian tubuhnya tidak tertutup bulu lebat, bersih dan
bercahaya. Kecuali bulu halus yang tumbuh dari dada hingga pusar.
Lengan dan dada bagian atas berbulu.
Pergelangan tangannya cukup panjang, telapak tangannya agak lebar serta tangan
dan kakinya berisi, jari-jari tangan dan kaki cukup langsing. Jika berjalan
agak condong kedepan melangkah dengan anggun serta berjalan dengan cepat dan
sering melihat kebawah dari pada keatas. Jika berhadapan dengan orang maka ia
memandang orang itu dengan penuh perhatian dan tidak pernah melototi seseorang
dan pandangannya menyejukkan. Selalu berjalan agak dibelakang, terutama jika
saat melakukan perjalanan jarak jauh dan ia selalu menyapa orang lain terlebih
dahulu.[18]
Dari kisah Jabir bin Samurah
meriwayatkan bahwa Muhammad memiliki mulut yang agak lebar, di matanya terlihat
juga garis-garis merahnya, serta tumitnya langsing. Jabir (ra) juga
meriwayatkan bahwa ia berkesempatan melihat Muhammad di bawah sinar rembulan,
ia juga memperhatikan pula rembulan tersebut, baginya Muhammad lebih indah dari
rembulan tersebut.[19]
Abu Ishaq mengemukakan bahwa, Bara’a bin Aazib
pernah berkata, bahwa rona Muhammad lebih mirip purnama yang cerah.[20]
Abu Hurairah mengatakan bahwa Muhammad sangatlah rupawan, seperti
dibentuk dari perak. Rambutnya cenderung berombak dan Abu Hurairah belum pernah
melihat orang yang lebih baik dari dan lebih tampan dari Muhammad, rona mukanya
secemerlang matahari dan tidak pernah melihat orang yang secepatnya.
Seolah-olah tanah digulung oleh langkah-langkah Muhammad jika sedang berjalan.
Dikatakan jika Abu Hurairah dan yang lainnya berusaha mengimbangi jalannya
Muhammad dan nampak ia seperti berjalan santai saja.[21]
Jabir bin Abdullah
mengatakan, Muhammad pernah bersabda bahwa ia pernah menyaksikan gambaran
tentang para nabi. Di antaranya adalah Musa berperawakan langsing seperti
orang-orang dari Suku Shannah, dan melihat Isa yang mirip salah seorang sahabatnya
yang bernama Urwah bin Mas’ud
dan ketika melihat Ibrahim dikatakan sangat mirip dengan dirinya sendiri (Muhammad),
kemudian Muhammad juga mengatakan bahwa ia pernah melihat Malaikat
Jibril
yang mirip dengan Dehya Kalbi.[22]
Said al Jahiri
mengatakan bahwa ia pernah mendengar Abu Taufik berkata
bahwa pada saat ini tidak ada lagi yang masih hidup orang yang pernah melihat
secara langsung Muhammad kecuali dirinya sendiri dan Muhammad memiliki roman
muka sangat cerah dan perawakanna sangat baik.[23]
Ibnu Abbas mengatakan bahwa gigi depan Muhammad agak renggang tidak
terlalu rapat dan jika bericara nampak putih berkilau.[24][25]
Pernikahan
Selama hidupnya Muhammad menikah
dengan 11 atau 13 orang wanita (terdapat perbedaan pendapat mengenai hal ini).
Pada umur 25 Tahun ia menikah dengan Khadijah, yang berlangsung selama 25 tahun
hingga Khadijah wafat.[26]
Pernikahan ini digambarkan sangat bahagia,[27][28]
sehingga saat meninggalnya Khadijah (yang bersamaan dengan tahun meninggalnya Abu Thalib
pamannya) disebut sebagai tahun kesedihan.
Sepeninggal Khadijah, Khawla binti Hakim
menyarankan kepadanya untuk menikahi Sawda binti Zama
(seorang janda) atau Aisyah (putri Abu Bakar,
dimana Muhammad akhirnya menikahi keduanya. Kemudian setelah itu Muhammad
tercatat menikahi beberapa orang wanita lagi hingga jumlah seluruhnya sekitar
11 orang, dimana sembilan di antaranya masih hidup sepeninggal Muhammad.
Para ahli sejarah antara lain Watt dan Esposito berpendapat bahwa sebagian besar
perkawinan itu dimaksudkan untuk memperkuat ikatan politik (sesuai dengan
budaya Arab), atau memberikan penghidupan bagi para janda (saat itu janda lebih
susah untuk menikah karena budaya yang menekankan perkawinan dengan perawan).[29]
Perbedaan dengan nabi dan rasul terdahulu
Dalam mengemban misi dakwahnya, umat
Islam percaya bahwa Muhammad diutus Allah untuk menjadi Nabi bagi seluruh umat
manusia [30],
sedangkan nabi dan rasul sebelumnya hanya diutus untuk umatnya masing-masing[31][32]
seperti halnya Nabi Musa yang hanya diutus untuk Bani Israil.
Sedangkan kesamaan ajaran yang
dibawa Muhammad dengan nabi dan rasul sebelumnya ialah sama-sama mengajarkan keesaan Tuhan, yaitu
kesaksian bahwa Tuhan yang berhak disembah hanyalah Allah[33].
Referensi
3.
^
berbagai nama Muhammad dalam bahasa Prancis: "Mahon, Mahomés, Mahun,
Mahum, Mahumet"; dalam bahasa Jerman: "Machmet"; dan dalam
bahasa Islandia kuno: "Maúmet" cf Muhammad, Encyclopedia of Islam
4.
^
The sources frequently say that, in his youth, he was called by the nickname
"Al-Amin" meaning "Honest, Truthful" cf. Ernst (2004), p.
85.
6.
^
Hart, Michael. 2007. 100 Tokoh Paling Berpengaruh Sepanjang Masa. Batam:
Karisma Publising Group.
8.
^
Dari Anas bin Malik, ia berkata, "Seseorang memanggil rekannya di
perkuburan Baqi' dengan berseru, 'Hai Abul Qasim!' Rasulullah saw. menoleh
kepadanya. Ia berkata, 'Wahai Rasulullah, bukan engkau yang aku maksud. Namun,
aku memanggil si Fulan.' Maka Rasulullah saw. berkata, 'Pakailah namaku tapi
jangan pakai kuniyahku'," (Hadits riwayat Bukhari no. 3537 dan Muslim no.
2131).
9.
^
a
b
Lings, Martin. Muhammad: Kisah Hidup Nabi berdasarkan Sumber Klasik.
Jakarta: Penerbit Serambi, 2002. ISBN 979-3335-16-5
10.
^
a
b
c
Subhani, Ja'far. Ar-Risalah: Sejarah Kehidupan Rasulullah SAW. Jakarta:
Penerbit Lentera, 2002. ISBN 979-8880-13-7
11.
^
Abdullah bin Abdul-Muththalib bin Hâsyim bin 'Abd
al-Manâf bin Qushay
bin Kilab bin Murrah bin Ka'b.
12.
^
"Sudah jelas aku melihat Rasulallah mencat rambutnya dengan henna dan
itulah sebabnya akupun mencat rambutku dengan henna." (Hadits riwayat Imam Bukhari,
vol.I no.167, vol.IV no.747 dan vol.VIII no.785).
13.
^
Ali bin Abi Thalib, ia berkata, "Rasulullah memiliki jari jemari tangan
dan kaki yang tebal dan lentik memanjang." (HR. Ahmad, Al-Mizzi dalam
Tandzib Al-Kamal, dan Ibnu Sa'ad)
14.
^
Ali bin Abi Thalib (ra) meriwayatkan: "Rasulullah (saw) tidaklah tinggi;
juga tidak pendek. Telapak tangan dan kaki beliau padat berisi. Beliau memiliki
kepala yang agak besar dan kuat. Bulu-bulu halus tumbuh di dada beliau dan
terus kebawah sampai pusar. Jika beliau berjalan, melangkahnya seolah-olah
seperti turun (meloncat) dari suatu ketinggian. Saya belum pernah melihat
beliau di antara sahabat-sahabatnya, dan dari antara orang-orang yang datang
sesudah (wafatnya) beliau. (Riwayat dari Ali bin Abi Thalib).
15.
^
Dikisahkan oleh Ismail bin Abi Khalid,
"Aku mendengar Abu Juhaifa berkata,
"Aku melihat sang Nabi dan Al-Hasan bin Ali tampak mirip dia. "Aku
berkata pada Abu Juhaifa, "Coba gambarkan sosok nabi padaku." Dia
berkata, "Dia berkulit putih dan jenggotnya hitam dengan uban putih. Dia
berjanji membei kami 13 ekor unta betina, tapu dia terlanjur mati terlebih
dahulu sebelum kami menerimanya." Hadits riwayat Imam Bukhari,
vol.IV no.744.
16.
^
Anas bin Malik meriwayatkan: "Rasulullah saw. bertubuh sedang, bercorak
kulit cerah, tidak putih sekali namun tidak pula hitam benar. Rambut beliau
dapat dikatakan lurus dan agak berombak. Allah Ta’ala mengangkat beliau sebagai
Nabi ketika berusia empat puluh tahun. Sesudah itu beliau sempat tinggal di
Mekah selama tiga belas tahun. Lalu di Madinah selama sepuluh tahun. Allah
memanggil beliau ke hadirat-Nya pada umur enam puluh tiga tahun. Saat itu baru
sedikit saja uban yang tumbuh di rambut dan janggut beliau." (Diriwayatkan
oleh Anas bin Malik).
17.
^
Ali bin Abi Thalib (ra) juga meriwayatkan: Rambut Rasulullah lurus dan sedikit
berombak. Beliau tidak berperawakan gemuk dan tidak pula tampak terlalu berat,
beliau berperawakan baik dan tegak. Warna kulit beliau cerah, mata beliau hitam
dengan bulu mata yang panjang. Sendi-sendi tulang beliau kuat dan dada beliau
cukup kekar, demikian pula tangan dan kaki beliau. Badan beliau tidak berbulu
tebal, tapi hanya bulu-bulu tipis dari dada ke bawah sampai di pusar beliau.
Jika beliau sedang berhadapan dengan seseorang, maka beliau akan mengarahkan
wajah beliau ke orang tersebut (penuh perhatian). Di antara tulang belikat
beliau “tanda” kenabian beliau. Beliau adalah orang yang paling baik hati,
orang yang paling jujur, orang yang paling dirindukan dan sebaik-baik
keturunan. Siapa saja yang mendekati beliau akan langsung merasa hormat dan
khidmat. Dan siapa yang bergaul dengan beliau akan langsung menghargai dan
mencintainya. Saya belum pernah melihat orang lain seperti beliau. (Riwayat
dari Ali bin Abi Thalib).
18.
^
Hind bin Abi Halah (ra) menceritakan sebagai berikut: "Rasulullah (saw)
memiliki pribadi mulia dan diakui sangat agung dalam pandangan orang yang
melihatnya. Wajah beliau bercahaya seterang bulan purnama. Beliau sedikit lebih
tinggi dari rata-rata kami tapi lebih pendek dari orang yang jangkung. Kepala
beliau lebih besar dari rata-rata, dan rambut beliau agak keriting (berombak).
Jika dapat dikuakan (dibelah), maka beliau kuakan, Jika tidak dapat maka beliau
biarkan saja. Saat rambut beliau agak panjang, akan mencapai kuping telinga
beliau. Kulit beliau berwarna cerah dan dahi beliau lebar. Alis mata beliau
lengkung hitam dan tebal, di antara alisnya nampak urat darah halus yang
berdenyut bila beliau emosi atau bergairah. Hidung beliau agak melengkung dan
mengkilap jika terkena cahaya serta tampak agak menonjol jika kita pertama kali
melihatnya, padahal tidak demikian sebenarnya. Beliau berjanggut tipis tapi
penuh rata sampai di pipi. Mulut beliau sedang, gigi beliau putih cemerlang dan
agak renggang. Pundak beliau bagus dan terpasang kokoh, seperti di cor dengan
perak. Anggota tubuh beliau yang lain serba normal dan proporsional. Dada dan
pinggang beliau seimbang ukurannya. Daerah di sekitar tulang belikat beliau
cukup lebar, dan terpasang dengan baik. Bagian-bagian tubuh beliau yang tidak
tertutup bulu lebat satupun nampak bersih dan bercahaya. Kecuali bulu-bulu
halus yang tumbuh dari dada dan tumbuh sampai ke pusar. Lengan dan dada bagian
atas beliau berbulu. Pergelangan tangan beliau cukup panjang, telapak tangan
beliau agak lebar serta baik telapak tangan maupun kaki beliau padat berisi,
jari-jari tangan dan kaki beliau cukup langsing. Telapak kaki beliau cukup
lengkungannya dan atasnya halus serta bagus bentuknya, sehingga saat beliau
mencucinya, maka air akan meluncur dengan cepat ke bawah. Jika beliau berjalan,
beliau melangkah dengan posisi badan agak condong ke depan, tapi beliau
melangkah dengan anggun. Langkah beliau panjang dan cepat serta terlihat
seperti turun (loncat) dari suatu ketinggian. Jika beliau sedang berhadapan
dengan seseorang, maka beliau memandang orang itu dengan penuh perhatian.
Pandangan beliau selalu ditundukkan sesuai aturan (dalam Alquran), dan lebih sering
melihat ke bawah dari pada ke atas. Beliau tidak pernah memelototi seseorang,
pandangan mata beliau selalu menyejukkan. Beliau juga selalu berjalan agak di
belakang, terutama saat melakukan perjalanan jauh dan beliau selalu lebih dulu
menyapa orang yang ditemuinya di jalan." (Hind bin Abi Halah (ra) telah
diceritakan oleh Hasan bin Ali).
19.
^
Rasulullah (saw) memiliki mulut yang agak lebar, di mata beliau terlihat juga
garis-garis merahnya. Dan tumit beliau langsing. Saya berkesempatan melihat
Rasulullah (saw) di bawah sinar rembulan, san (saya) perhatikan pula rembulan
tersebut, bagi saya beliau lebih indah dari rembulan tersebut."
(Diriwayatkan Jabir bin Samurah)
20.
^
“Apakah rona wajah Rasulullah (saw) cemerlang seperti pedang yang mengkilap?”
Ia menjawab “Tidak! tapi lebih mirip dengan purnama yang cerah.” (Diriwayatkan
oleh Abu Ishaq dari Bara’a bin Aazib).
21.
^
Abu Hurairah (ra) mengemukakan: "Rasulullah begitu rupawan, seperti beliau
dibentuk dari perak. Rambut beliau cenderung berombak. Abu Hurairah (ra) juga
meriwayatkan: Saya belum pernah melihat orang yang lebih baik dan lebih tampan
dari Rasulullah (saw); roman mukanya secemerlang matahari, juga tidak pernah
melihat orang yang secepat beliau. Seolah-olah bumi ini digulung oleh
langkah-langkah beliau ketika sedang berjalan. Walaupun kami berusaha untuk
mengimbangi jalan beliau, tapi beliau tampaknya seperti berjalan santai
saja." (Diriwayatkan oleh Abu Hurairah).
22.
^
Jabir bin Abdullah (ra) Rasulullah (saw) pernah bersabda: Aku menyaksikan
pemandangan (rohani) tentang para nabi. Di antaranya, Musa (as). Beliau (Musa
as) berperawakan langsing seperti orang-orang dari suku Shannah; dan aku
menyaksikan Isa ibnu Maryam (as) yang mirip dari antara orang yang pernah saya
lihat, yaitu Urwah bin Mas’ud (ra) dan aku melihat Ibrahim (as), beliau sangat
mirip dengan sahabatmu ini (maksudnya diri beliau sendiri), saya juga melihat malaikat
Jibril yang mirip dengan Dehya Kalbi.” (Diriwayatkan oleh Jabir bin Abdullah).
23.
^
Said al Jahiri: “Sekarang ini tidak ada lagi yang tinggal (masih hidup) yang
pernah melihat diri Rasulullah, kecuali saya.” Maka saya (Said ra) berkata
padanya: “Gambarkanlah kepadaku.” Ia menjawab, “Rasulullah (saw) itu roman
mukanya sangat cerah dan perawakannya sangat baik. (Diriwayatkan oleh Said al
Jahiri meriwayatkan dari kisah Abu Taufik).
24.
^
Ibnu Abbas mengatakan: "Gigi depan Rasulullah (saw) agak renggang (tidak
terlalu rapat) dan jika beliau berbicara tampak putih berkilau."
(Diriwaayatkan oleh Ibnu Abbas).
26.
^
Esposito, John (1998). Islam: The Straight Path. Oxford University
Press. ISBN 0-19-511233-4. p.18
27.
^
Bullough, Vern; Brenda Shelton, Sarah Slavin (1998). The Subordinated Sex: A
History of Attitudes Toward Women. University of Georgia Press. ISBN 978-0-8203-2369-5. p.119
Tidak ada komentar:
Posting Komentar